Ayo Tulis Apa Saja |
Kemampuan dasar yang harus dimiliki
manusia adalah membaca, menulis dan berhitung dan menjadi aneh apabila telah
memiliki kemampuan membaca dan berhitung menjadi sulit dalam mengembangkan
kemampuan menulis. Sebenarnya tidak terlalu sulit untuk menulis apa yang mereka
baca dan dan apa yang telah mereka hitung namun kegiatan tulis menulis tidak
hanya tergantung dari kemampuan tapi juga kemauan yang ada pada diri seseorang,
Motivasi dan temperamen seseorang turut andil memberikan pengaruh mengekspresikan gagasan dalam bentuk tulisan.
Seseorang yang memiliki temperamental tertutup dengan sedikit emosional akan
lebih mudah mencurahkan isi pikirannya dalam bentuk tulisan dari pada
disampaikan secara lisan namun demikian mereka perlu menambah pengetahuan
tentang tata cara kaidah tulis menulis karena dengan kaidah yang benar yang
berlaku secara umum akan terkomunikasikan dengan baik.
Menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa. Dalam pembagian kemampuan
berbahasa, menulis selalu diletakkan paling akhir setelah kemampuan menyimak,
berbicara, dan membaca. Meskipun selalu ditulis paling akhir, bukan berarti
menulis merupakan kemampuan yang tidak penting.
Dalam menulis semua unsur keterampilan berbahasa harus dikonsentrasikan
secara penuh agar mendapat hasil yang benar-benar baik. Henry Guntur Tarigan
(1986: 15) menyatakan bahwa menulis dapat diartikan sebagai kegiatan menuangkan
ide atau gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampai.Maka
tidak berlebihan jika para penulis senantiasa membawa catatan kemanapun mereka
pergi dalam rangka menuliskan gagasan yang muncul secara tiba-tiba yang
terinspirasi dengan lingkungan yang dilihatnya. Kadang kala penulis dengan
aktif memburu berita dan mengumpulkan data untuk mendukung ide gagagsan yang ia
dapatkan maka di perlukan alat bantu perekam data visual berupa foto untuk
mendukung hasil tulisannya.
Kalangan Guru mulai digalakkan,membiasakan
menulis bila perlu jadikan menulis sebagai keahlian, sebab mulai 2013 kemampuan
menulis akan berpengaruh besar untuk jenjang kenaikan kepangkatan dan gologan
guru. Menulis bagian kategori pengembangan profesi yang termasuk dalam unsur
utama seperti yang diamanhkan Permenpan No.16/2009. Karya tulis Guru ada
poinnya untuk menunjang kenaikan pangkat dan golongan. Bisa berupa Artikel, Penulisan
Buku, PTK (Penelitian Tindakan Kelas), Karya Inovasi, Penemuan Teknologi Tepat
Guna, Menulis Alat Peraga, atau Karya Ilmiah yang dipublikasikan baik di media
Massa maupun Internet. Hal tersebut diungkapkan oleh Suyanto, M.Pd salah satu pemateri pada acara pelatihan Pengembangan
Profesil Guru di lingkungan MGMP Matematika Banyuwangi.
Dengan demikian tidak ada alasan
bagi komunitas guru untuk mengembangkan kemampuan dalam menulis sebagai
pengembangan profesi dan tidak terbatas pada guru bahasa bahkan guru matematika,Saint
maupun pendidikan jasmani pun kini tertantang untuk melakukannya. Karya tulis
merupakan tantangan terbuka bagi setiap insan guru yang mengedepankan
kecerdasan dan keterbukaan dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
Thurstone dalam Akhmad Sudrajat mengungkapkan teori “Primary Mental
Abilities”, bahwa inteligensi merupakan penjelmaan dari kemampuan primer, yaitu
: a) kemampuan berbahasa, b) kemampuan mengingat, c) kemampuan nalar atau
berpikir, d) kemampuan tilikan ruang, e) kemampuan bilangan, f) kemampuan
menggunakan kata-kata, g) kemampuan mengamati dengan cepat dan cermat. Seorang
Guru haruslah memiliki inteligensi yang dapat diandalkan, oleh karena itu
masalah kemampuan menulis bagi seorang guru menjadi suatu kewajiban, dari buah
tulisan mereka ilmu pengetahuan dapat berkembang sejalan dengan profesi mereka
dengan demikian dunia pendidikan dapat berkembang dengan pesat. Indikator
kemajuan lembaga pendidikan mestinya dapat dilihat dari berapa banyak buku yang
ditulis dan berapa banyak penelitihan yang telah dilakukan di lembaga tersebut.
Secara teknis masalah menulis dapat dipelajari namun dalam menulis perlu
waktu yang cukup siknifikan jika harus dalam bentuk tulisan ilmiah yang di
dukung dengan penelitihan. Tugas seorang guru di depan kelas cukup menyita
waktu, 24 jam tatap muka di kelas dan persiapan mengajar tidaklah cukup
melakukan aktifitas tambahan. Karena itu di kembangkan model Penelitian
Tindakan Kelas sehingga objek penelitihannya cukup di kelas dimana mereka
mengajar. Sedangkan Guru juga merupakan bagian dari komunitas masyarakat yang diharapkan
memiliki kepedulian sosial karena itu kritik dan saran dari buah tulisan di
masyarakat senantiasa dinantikan banyak orang,
Baik artikel atau tulisan sastra yang dimuat di masmedia elektronik banyak
juga dari buah tangan dari guru itu menunjukkan aktifitas yang positif.
Bagi sebagian guru banyak pula yang menggunakan media elektronik sebagai
publikasi hasil karya tulisnya, weblog, wordpress bahkan dalam bentuk personal
web tanpa harus bergantung dengan masmedia yang populer, ini sangat
menguntungkan sebagai sebagai media untuk belajar menulis dan mengundang teman
sejawat untuk menanggapi dan berkomentar, dari media ini pula mereka dapat
share dokumen yang diperlukan, bahkan kini buah tulisan mereka beredar
dimana-mana baik PTK maupun Artikel.
Kegitan tulis menulis sebagai penyampai informasi dapat pula sebagai wadah
hoby yang memiliki kecenderungan untuk terus berkembang dan bahkan dapat
menjadi bagian dari bisnis tambahan sebagai penyemangat produktifitas karya.
Tidak jarang seorang tokoh menyewa seorang penulis untuk menuliskan
Otobiografinya tidak tanggung tanggung besarannya mencapai 30 juta, besaran
yang cukup fantastis bagi seorang guru.